Keluarga adalah salah satu penyemangat hidup untuk semua orang.
Tanpa keluarga banyak orang merasa sendiri bagaikan sebatang kara. Tapi
menurutku aku juga merasakan hal yang sama. Aku masih bersyukur bahwa ayah dan
ibuku masih hidup sampai sekarang ini. Tapi entah mengapa aku merasa bagaikan
sebatang kara seakan-akan tidak punya siapa pun di dunia ini. Tapi aku tidak
bisa menerima kenyataan bahwa aku harus mengalami pecah keluarga atau yang
disebut "BROKEN HOME" .
Awalnya terjadi karena ayahku selingkuh dengan wanita lain, dengan perempuan
murahan. Ibuku sudah berusaha semampunya untuk mempertahankan keluarga kami.
Tetapi godaan wanita itu sangat mempengaruhi ayah, ayah lebih memilih mereka
daripada kami, anak-anaknya.
Kasihan sekali adik laki-lakiku Vicky yang masih kelas 1 Sekolah Dasar pada
saat itu. Tetapi orangtuaku mempertahankannya sampai aku duduk di kelas 2
Sekolah Menengah Pertama. Hebat ibuku, sedikitpun dia tidak menceritakan hal
ini pada nenekku di kampung. ibuku tidak mau menyusahkan ibunya disana, karena
nenekku itu sangat mudah jatuh sakit.
Dan pada akhirnya, pertahanan itu pun kandas saat aku kelas 2 Sekolah Menengah
Pertama. Sulit sekali untukku menerima itu ya Tuhan. setiap hari aku menangis
memikirkan itu, memikirkan mengapa ini terjadi pada keluargaku.
Dulu kami berkecukupan, sangat. karena ayah dan ibuku sama-sama bekerja
dibagian penjualan tiket pesawat. dari hasil kerja mereka kami punya rumah, dan
2 mobil. Saat orang lain belum punya komputer tapi kami sudah. tapi semua
itu hilang, musnah.
Cobaan terus-menerus datang tidak berhenti, ayahku dulu adalah seorang menejer
di Bandara Penerbangan di Nias. Tapi sangkin rakusnya dia lebih memilih
mengundurkan diri dan membuka usaha sendiri di Medan dengan pangkat menejer direktur.
Akhirnya, usaha yang dibangun tersebut tumpur karena tanah kantor yang
ditempati ayahku masih legal atau belum resmi.
Sejak saat itu hubungan antara ayah dan ibu rusak total, ibuku sudah lelah,
ibuku jera. Ibuku menjadi dendam apalagi saat rumah kami rata dengan tanah.
Ibuku dendam dengan ayah dan dendam dengan adik kakekku. Kami terpaksa dan
harus pergi dari rumah itu karena rumah itu bukan rumah lagi melainkan sebuah
lapangan. Rumah itu hanya dihargai 10 juta. KEJAM !!!!!
Aku harus meninggalkan semua kenangan yang telah aku rasakan selama
9tahun disitu. Aku harus meninggalkan semua teman-teman terbaikku. Tuhan,
kembali lagi aku menangis. Ayah tinggal di Nias, sementara aku, ibu, dan adik
laki-lakiku numpang di rumah saudara. SANGAT TRAGIS, SANGAT CEPAT. tidak lama
kehilangan rumah aku juga harus berpisah dari adik laki-lakiku Vicky. adik
laki-lakiku itu dipaksa ikut dengan ayah. Ibuku stres berat, hampir gila. Aku
tidak tahu lagi harus bagaimana.
Saat sudah bertemu adik laki-laki ku, ibuku sudah menikah lagi dengan seorang
laki-laki yang mempunyai istri. Ibuku menikah sirih, sangat sakit aku menerima
itu!!!!! Tapi aku tidak boleh egois, asalkan ibuku bahagia dan kami bisa makan.
Dulu aku sangat membenci papaku, aku benci dia ! benci karena ulahnya semua jadi berantakan! tapi mama tidak pernah membuatku semakin membenci papa, justru mama selalu mengingatkan "itu papamu, tidak ada mantan ayah" ma, seandainya kau tahu apa yang ada di dalam hatiku. aku mau menjerit tapi seakan tertahan. suatu hari papa menghubungiku lewat chat facebook tapi melalui facebook adikku vicky, papa mengatakan ingin sekali berjumpa denganku walau sekali saja. lalu aku meminta saran pada mama, mama hanya mengatakan "kalau kamu ikhlas dan sudah siap jumpai saja" dan ku beranikan diriku untuk menjumpai papa, jujur aku jijik saat di peluknya, ingin rasanya aku cepat pulang ke rumah mama. seenak apa pun makanan di depanku tapi seperti tak makanan ku lihat. tapi saat papa ku menangis aku luluh melihatnya. bagaimana tidak? aku seorang perempuan pasti perasaanku lebih peka. lama kelamaan aku dan papa kembali dekat seperti dulu, tapi aku tetap belum bisa sepenuhnya sayang papa sampai sekarang ini.
Tuhan, kehidupan macam apa ini? aku capek bolak-balik kesana kemari, aku capek membawa diriku yang sebentar ke rumah mama sebentar ke rumah papa. kalau mereka tak berpisah tak akan ku rasakan hal serepot ini. TUHAN TERIMA KASIH ATAS COBAANMU.
Aku tidak berharap keluarga utuh lagi seperti 5 tahun yang lalu, aku cuma berharap agar kedua orangtuaku dan adikku selalu bahagia dan dilimpahkan rejeky yang cukup, aku berharap kelak saat aku dan adik-adikku menikah nanti aku tidak mengalami hal yang serupa dengan orangtuaku.
Tuhan, kehidupan macam apa ini? aku capek bolak-balik kesana kemari, aku capek membawa diriku yang sebentar ke rumah mama sebentar ke rumah papa. kalau mereka tak berpisah tak akan ku rasakan hal serepot ini. TUHAN TERIMA KASIH ATAS COBAANMU.
Aku tidak berharap keluarga utuh lagi seperti 5 tahun yang lalu, aku cuma berharap agar kedua orangtuaku dan adikku selalu bahagia dan dilimpahkan rejeky yang cukup, aku berharap kelak saat aku dan adik-adikku menikah nanti aku tidak mengalami hal yang serupa dengan orangtuaku.
Puji Tuhan sekarang papa sudah mempunyai dua travel kantor
tiket pesawat ;) satu dimedan dan satu di nias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar